Burung Mistis Penghuni Lawu
Jalak Gading Penghuni Lawu |
Jalak Gading, Jalak Lawu, atau Anis Gading dengan nama latinnya (Turdus Poliocephalus Stresemanni Bartels). hampir terlupakan burung ini konon menjadi cerita yang menarik, menjadi mitos yang menyebar keseluruh masyarakat jawa tengah, terutama Solo yang masyarakatnya konon menyandang predikat dengan bahasa Kromo ingilnya yang halus, sedangkan disebagian daerah tersebut yang berada di sekitar gunung lawu ada cerita tentang sikicau yang dilindungi oleh adat masyarakat lereng gunung lawu, dikarenakan keunikan dan cerita yang melegenda yaitu burung Anis Gading ini.
Awal dari kisah mengenal burung Jalak Gading. Kita dari Bandung bersama beberapa teman kampus mengajak untuk berlibur panjang semester, tujuan kita ke Solo tempat tinggal teman kita, Berangkat dari setasiun kiara condong malam, sore kami sudah berada di setasiun, sambil menunggu di setasiun memperhatikan lokomotof maju mundur dan parkir untuk membawa kami menuju Solo. Perjalanan jauh yang melelahkan, debudan bau yang menyengat menemaniku dalam perjalanan.
Sampai di Setasun solo balapan, kota Solo sekitar pukul 09.00 maklum kelas ekonomi yang sering kali mengalah apa bila kereta bisnis lewat, mingir di setiap stasiun kecil, sekedar memberi jalan, harga tiketnya disesuaikan dengan uang mahasiswa. sesampainya di setasiun solo balapan pagi, dan untuk menuju lokasi kami harus naik Bus, dan angkot, setelah sampai ditujuan, kami beristirahat kebetulan lokasi rumah teman di area perkebunan, sayuran dan buah-buahan melimpah, udara sejuk begitu sangat melekat di tubuh sehingga tubuh kembali segar.
Setelah beberapa waktu kami beristirahat, kami bergegas berangkat untuk berkunjung ketempat wisata yang ada disekitar rumah teman, dan kebetulan ayahnya seorang karyawan perhutani, cukup jalan kaki dan masuk tidak harus membayar tiket, alias haratis. Grajogan sewu memiliki misteri, binatang seperti monyet masih banyak dan berkeliaran bebas, pengunjung harus ekstra hati-tati kalo tidak ingin diganggu.
Grojogan Sewu Tawangmangu merupakan tempat wisata di Solo kategori wisata alam yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Solo. dengan keindahan air terjun yang sangat mengagumkan. Berada di sisi barat Gunung Lawu, lokasi air terjun Grojogan Sewu Tawangmangu tidaklah jauh dari kota Solo, hanya sekitar 37 KM di sebelah timur kota Solo, tepatnya di Kabupaten Karanganyar.
Setelah kami puas meliahat-lihat dan mandi dekat air terjun, begitu juga tak luput kolam renang yang airnya sangat jernih menjadi akhir dari perjalanan kami di sana, dan menjelang sore kami pulang kembali, beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok menuju Telaga Sarangan, sorehari terasa menggigil dingin menusuk, melewati malam yang lelah. Keesokan hari mentari engan untuk beranjak karena kabut menyelimuti halaman rumah, setelah semuanya siap kami bergegas berangkat, dan kali ini mengunakan kendaraan dengan perjalanan melintasi pegunungn gunung lawu.
Dalam perjalanan Ayah teman ku bercerita tentang banyak hal tentang kisah-kisah yang ada di gunung lawu, ada kisah yang mengelitik di telingaku tentang Burung Jalak penghuni Gunung, mitos itu menjadi keyakinan yang melekat pada masyarakat setempat ada larangan menggangu burung itu, seandainya burung itu terganggu akan mendapatkan kesialan atau tersesat di tengah hutan.
Menurut informasi Jalak lawu memiliki nama latin Sturnus atau Sturnidae. Jalak lawu atau jalak gading adalah spesies dari genus anis, dengan nama binomial turdus poliocephalus atau anis gunung ras lawu.
Terakhir anis gunung ras lawu mempunyai ukuran tubuh sedang antara 20 cm, seluruh bulunnya kusam cokelat kehitaman, pada bagian dada dan perut cokelat keabu-abuan. Lingkar mata kuning, iris cokelat dengan paruh dan kaki kuning. Anis gunung ras lawu hidup di gunung lawu disekitar ketinggian 2000 m. diatas permukaan laut, mereka memakan buah-buahan, serangga kecil dan hewan invertebrata yang berada di permukaan tanah, dan semak-semak menjadi tempat tingganya, burung yang menjadi maskot kabupaten Karanganyar.
Tak terasa perjalanan pada ujung cerita, kami pun sampai di tujuan walau rasa penasaran dengan cerita burung penunggu lawu ini masih melekat di ingatan. Ingin rasanya melihat lebih dekat apa yang dilakukan burung itu, sehingga begitu sakralnya masyarakat menyakini burung Jalak ini begitu kuat.
Setelah beberapa waktu kami beristirahat, kami bergegas berangkat untuk berkunjung ketempat wisata yang ada disekitar rumah teman, dan kebetulan ayahnya seorang karyawan perhutani, cukup jalan kaki dan masuk tidak harus membayar tiket, alias haratis. Grajogan sewu memiliki misteri, binatang seperti monyet masih banyak dan berkeliaran bebas, pengunjung harus ekstra hati-tati kalo tidak ingin diganggu.
Grojogan Sewu dan Telaga Sarangan, Gunung Lawu |
Grojogan Sewu Tawangmangu merupakan tempat wisata di Solo kategori wisata alam yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Solo. dengan keindahan air terjun yang sangat mengagumkan. Berada di sisi barat Gunung Lawu, lokasi air terjun Grojogan Sewu Tawangmangu tidaklah jauh dari kota Solo, hanya sekitar 37 KM di sebelah timur kota Solo, tepatnya di Kabupaten Karanganyar.
Setelah kami puas meliahat-lihat dan mandi dekat air terjun, begitu juga tak luput kolam renang yang airnya sangat jernih menjadi akhir dari perjalanan kami di sana, dan menjelang sore kami pulang kembali, beristirahat untuk melanjutkan perjalanan esok menuju Telaga Sarangan, sorehari terasa menggigil dingin menusuk, melewati malam yang lelah. Keesokan hari mentari engan untuk beranjak karena kabut menyelimuti halaman rumah, setelah semuanya siap kami bergegas berangkat, dan kali ini mengunakan kendaraan dengan perjalanan melintasi pegunungn gunung lawu.
Dalam perjalanan Ayah teman ku bercerita tentang banyak hal tentang kisah-kisah yang ada di gunung lawu, ada kisah yang mengelitik di telingaku tentang Burung Jalak penghuni Gunung, mitos itu menjadi keyakinan yang melekat pada masyarakat setempat ada larangan menggangu burung itu, seandainya burung itu terganggu akan mendapatkan kesialan atau tersesat di tengah hutan.
Menurut informasi Jalak lawu memiliki nama latin Sturnus atau Sturnidae. Jalak lawu atau jalak gading adalah spesies dari genus anis, dengan nama binomial turdus poliocephalus atau anis gunung ras lawu.
Terakhir anis gunung ras lawu mempunyai ukuran tubuh sedang antara 20 cm, seluruh bulunnya kusam cokelat kehitaman, pada bagian dada dan perut cokelat keabu-abuan. Lingkar mata kuning, iris cokelat dengan paruh dan kaki kuning. Anis gunung ras lawu hidup di gunung lawu disekitar ketinggian 2000 m. diatas permukaan laut, mereka memakan buah-buahan, serangga kecil dan hewan invertebrata yang berada di permukaan tanah, dan semak-semak menjadi tempat tingganya, burung yang menjadi maskot kabupaten Karanganyar.
Tak terasa perjalanan pada ujung cerita, kami pun sampai di tujuan walau rasa penasaran dengan cerita burung penunggu lawu ini masih melekat di ingatan. Ingin rasanya melihat lebih dekat apa yang dilakukan burung itu, sehingga begitu sakralnya masyarakat menyakini burung Jalak ini begitu kuat.
Telaga Sarangan terletak di Plaosan, untuk menuju telaga Sarangan dengan melalui Tawangmangu, Karanganyar atau bisa
melalui jalur dari Magetan. Telaga ini berjarak 16 kilometer dari arah
barat Magetan. Panorama serta pemandangan dalam perjalanan menuju Sarangan sunguh luar biasa begitu indah. Terlihat perkebunan dan indahnya hutan diantara kaki gunung lawu yang menawan.
Hari itu tak terasa menjelang sore tiba, seharin mengitari telaga yang indah ini, entah kapan lagi aku datang lagi ketempat ini, karena menjadi cerita dan kisah yang bagi saya sangat berkesan 2002.
Hari itu tak terasa menjelang sore tiba, seharin mengitari telaga yang indah ini, entah kapan lagi aku datang lagi ketempat ini, karena menjadi cerita dan kisah yang bagi saya sangat berkesan 2002.
Komentar
Posting Komentar