Pasar Burung Banjaratma
Pasar Burung Desa Banjaratma |
Pagi menjelang siang suasanan pasar begitu ramai, melintas
dan menyelinap diantara kerumunan pedagan pasar, tidak tahan rasanya
berlama-lama didalam pasar tradisional yang terdapat disalah satu Desa Kabupaten
Brebes, Pasar Banjaratma yang lokasinya diantara perbatasan dua desa, DesaBanjaratma dengan Desa Petunjungan.
Ada suasana yang tidak biasa dipasar itu, karena dalam
setiap pekanya ada satu hari, hari pasaran yang dinamakan Wagean, dan pada saat hari
itulah pasar yang biasanya tidak terlalu ramai dan serentak berubah menjadi sesak
oleh penjual dan pembeli, bertambahnya para penjual dan seperti pedagang ayam kampung, bebek
dan ungas-ungas lainya, saat Wagean ini pasar begitu lengkap, dan saat itulah
jual beli menjadi sibuk serta orang-orang desa yang datang hanya sekadar melihat atau jalan-jalan menjadi
sesak.
Biasanya wagean ini sangat ditunggu oleh warga desa, mungkin karena saat wagean tiba penjual yang menjajakan dagangannya lebih lengkap, dan orang desa memanfaatkan situasi itu hanya untuk sekadar hiburan semata melihat-lihat ramainya pasar dan barangkali ada sesuatu yang dibutuhkan untuk dijadikan oleh-oleh saat pulang.
kadang terlihat para penyuka ayam bangkok atau ayam aduan situasi itu menjadi ajang ujicoba mengadu ayam peliharaannya yang mereka sengaja membawanya dari rumah untuk unjuk kemampuan ayam aduannya, seru pokonamah.
kadang terlihat para penyuka ayam bangkok atau ayam aduan situasi itu menjadi ajang ujicoba mengadu ayam peliharaannya yang mereka sengaja membawanya dari rumah untuk unjuk kemampuan ayam aduannya, seru pokonamah.
Wagean Pasar Banjaratma |
Pagi berkicau, aku mencoba mencari-cari setelah sebelumnya
menanyakan kepada teman yang melihat dimana tempat pasar si kicau berada, dan
ternyata keberadaanya ada tetapi tempatnya diluar lokasi pasar tidak jauh dari pasar, ternyata hanya saat hari Wagean itu
saja para pedagang burung berkicau itu berkumpul dan berjualan, sebuah pingiran kali menjadi arena
berkerumunya para pecinta pagi berkicau.
Aku pun tidak berpikir panjang bergegas mendatangngi lokasi tersebut dimana kerumunan itu berada, dan tempatnya ternyata tidak jauh dari rumah lumayan hanya
15 menit, sudah samapai di lokasi, setelah tiba dilokasi pedagang yang datang belum begitu banyak, aku
mencoba menelisik diantara orang yang sedang mengamati sangakar dan terlihat sangat menikmatinya sambil memegang
lilitan embako wiru "Klepusss ...". seiring pagi masih menyimpan udara dinginya.
Saya ikut lalut dalam suasana menikmati kicauan burung ciblek, dan
prenjak yang sedang bernyanyi, di salah satu dari sekian bnyaknya sangkar burung, walau asing rasanya aku nimbrung bersama
orang-orang yang hadir disana. Tapi kecintaanku terhadap burung menjadi
keberanian ingin bergabung bersama mereka, sambil memberanikan diri untuk memulai obrolan serta
menanyakan asal burung itu didapatkan penjual.
Burung Prenjak |
Waktu begitu cepatnya menyeret mentari menjelang siang, dan
lambatlaun pedagang yang datang mulai bertambah bersama sepedah ontel yang
dipenuhi sangakat, dan suasana sesak mulai terasa, penikmat pagi berkicau ramai
berdatangan juga.
Kicauan berisik dari beberapa macam burung menjadi semakin
keras, seiring obrolan pembeli yang sekadar mengobrol serta tawar menawar
transaksi penjual dan pembeli tidak tertahankan bisingnya, tetapi saat-saat
itulah terasa betapa damainya rasa hati ingin rasanya diam lebih lama ditempat itu.
Burung yang ada dipasar itu didominasi burung Ciblek dan
Prenjak, walau terlihat berisiknya suren yang baru mabung ikut meramaikan juga,
kerak alias jalak kebo selalu ada disetiap sangkar penjual, burung ini
nampaknya masih menjadi buruan masyarakat desa, burung kerak memang sangat
mudah dalam perawatanya serta pakanya, dan ketahanan terhadap penyakit serta cuaca cukup kuat, selain harganya sangat bersahabat bagi para pecinta pagi berkicau didesa itu, burung deruk dan kutilang serta jogjog juga hadir, serusekalih rasanya.
Sepasang Burung Glatik Batu |
Saya mencoba berjalan menelusuri dan mengamati setiap sangkar para pedagang, sepasang gelatik batu menjadi perhatianku, mataku tertuju pada sepasang burung ini, teringat masakecil dulu saat-saat hujan sore menguyur kebun dan ladang, burung ini terbang kesana kemari mengejar kupu-kupu, dan yang menjadi ingatan saya kicauan burung ini sangat bagus, lubang pohon balsiah menjadi kediaman burung Glatik Batu ini.
Jadi seandainya ingin berbelanja atau sekadar melihat-lihat Pagi berkicau datang saja ke Brug Pasar Banjaratma Brebes, (Saat Wagean) karena para pedagangnya tidak menetap setelah siang bubar, dan disana berbagai macam burung ada walau tidak selengkap pasar burung yang ada dikota Besar seperti Sukahaji Bandung atau Jakarta.
Jadi seandainya ingin berbelanja atau sekadar melihat-lihat Pagi berkicau datang saja ke Brug Pasar Banjaratma Brebes, (Saat Wagean) karena para pedagangnya tidak menetap setelah siang bubar, dan disana berbagai macam burung ada walau tidak selengkap pasar burung yang ada dikota Besar seperti Sukahaji Bandung atau Jakarta.
Komentar
Posting Komentar