Si Raja Udang di Citarum Burung (Alcedinidae)
King Fisher, Raja Udang |
Musim hujan tak kunjung usai, kangen rasanya mancing lagi, sungai citarum dahulu berkelok kelok tetapi sekarang telah di luruskan banjir besar sebelumnya tidak terjadi lagi, tetapi sial buat Baleendah dan Dayeuh Kolot, Air masih suka mendiami daerah sekitarnya saat musim hujan tiba, walau pun banjir tidak sebesar dulu.
Burung Cekakak, atau nama lainya burung Raja Udang Kingfisher, burung ini sangat unik selain bunyinya kesar, dia hidup di sekitar perairan seperti situ, danau, sungai, dan di dalam hutan. burung ini kalo di amati ukuran tubuhnya kecil, tetapi ada yang aneh ukuran kepalanya lebih besar dibandingkan ukuran tubuhnya, sedangkan paruhnya, juga besar panjang dan runcing, terlihat kurang seimbang dengan ukuran tubuhnya yang kecil, tetapi kalo dilihat dari bulu-bulunya berwarna biru kombinasi warna merah oranye yang indah.
Pada saat itu burung ini menggangu pandanganku, karena konsentrasiku terhadap joran berubah ke burung Cekakak itu. Dan akhirnya aku beralih mengamati si raja udang, dengan perasaan kagum ternyata masih ada burung Cekakak di daerah seperti ini, kuikuti kemana dia pergi berharap melihat si raja udang mengintai mangsa dan menukik ke permukaan air yang terlihat ada ikan berenang, lalu kembali ke tempat semula dan memakannya.
Tingkah lakunya yang unik walau sebelumnya aku melihat hanya di dalam sangkat. penjual burung yang suka mangkal di jalan siliwangi, dari tangkapan liar.
Untuk menjangkau tempat itu, berjalan bersama teman-teman ditempuh dengan jarak perjalanan dari rumah menuju lokasi sekitar kurang lebih 2 km, menelusuri pingiran sungai citarum, melewati beberapa liyo tempat pembuatan batu bata, dan dalam perjalanan kami sambil ngobrol, jadi tidak terasa, hingga tak terasa kami sampai di lokasi, dengan cuaca segar karena masih pagi.
Tingkah lakunya yang unik walau sebelumnya aku melihat hanya di dalam sangkat. penjual burung yang suka mangkal di jalan siliwangi, dari tangkapan liar.
Untuk menjangkau tempat itu, berjalan bersama teman-teman ditempuh dengan jarak perjalanan dari rumah menuju lokasi sekitar kurang lebih 2 km, menelusuri pingiran sungai citarum, melewati beberapa liyo tempat pembuatan batu bata, dan dalam perjalanan kami sambil ngobrol, jadi tidak terasa, hingga tak terasa kami sampai di lokasi, dengan cuaca segar karena masih pagi.
Foto Tio sisi Citarum |
Kembali ke burung tadi, tidak akan kubiarkan pengamatanku beralih dan aku mencoba mengamati lebih dekat di seberang sungai, burung yang sangat tenang, terbangnya rendah bertenger di ujung bambu yang menancap di bibir sungai, pandangannya selalu ke bawah di permukaan air sungai yang penuh makanan.
Dia terlihat hanya seekor, terbang rendah sibuk kesana kemari sambil mengeluarkan suara keras seperti suara pekikan, dan sesekali terjun dan menukik menyelam ke air menankap ikan kecil, dari informasi, burung ini memakan ikan, udang, kodok kecil dan serangga kecil, dalam proses memakan mangsa burung ini memukul-mukulkan mangsanya ke batang pohon, setelah mangsanya mati baru menelanya.
Raja Udang |
Burung Cekakak betina bertelur hingga 5 butir telur, dan dierami, dan menaruh telurnya disarang mereka diantara lubang pohon, lubang tanah di pingiran sungai atau, tanah, mengingatkan ku kepada keluarga burung jalak dan nuri bertelur di lubang-lubang pohon.
Burung Raja Udang |
Dalam perjalanan pulang aku masih terpikirakan Si Raja udang tadi, seandanya kameraku bagus untuk membidik jangkauan gambar yang lebih jauh, mungkin kebahagiaan itu sampai hingga kerumah, tetapi kurasa cukup aku menikmati si raja udang walau tanpa dokumentasi.
Komentar
Posting Komentar