Burung Asli Indonesia (Macrocephalon maleo)
Burung Maleo Asal Sulawesi
Burung maleo, yang
sangat unik, adalah spesies “endemik” Keberadaanya ditemukan di Sulawesi, dan
tidak ada di daerah lain. Burung maleo itu tersebar di seluruh daerah Sulawesi
karena sekarang perkembang biakanya mulai berkurang jadi sekaran hanya di
beberapa daerah tertentu saja. Sekarang kerusakan habitat dan pengambilan telur
yang berlebihan telah menyebabkan penurunan populasi maleo, sehingga kalao
kuranya perhatian dari Burung maleo tidak akan lama lagi akan punah. Sebenarnya,
populasi maleo sudah menurun lebih dari 95% atau sudah betul-betul musnah di
kebanyakan daerah di Sulawesi.
Burung maleo yang mudah
dikenali itu juga mengambil peran yang penting dalam budaya dan tradisi
masyarakat Sulawesi. Bentuk maleo terlihat di mana-mana di Sulawesi sebagai
ciri khas pulau Sulawesi dan simbol kebanggaan rakyat Sulawesi. Di wilayah
Kepulauan Banggai, ada juga tradisi Tumpe yang berpusat pada telur maleo.
Kepunahan burung maleo merupakan kerugian yang sangat besar bagi warisan budaya
masyarakat Sulawesi. Harapan dan pencegahan dari kepunahan harus didukung dari
semua pihak masyarakat setempat dan pemerintah untuk melindunggi Burung Maleo.
Burung Maleo (Sulawesi) |
Karakteristik
Burung Maleo
Nama ilmiahnya adalah Macrocephalon maleon yang
berarti kepala besar. Burung maleo memiliki
tonjolan besar di atas kepala yang berfungsi untuk mendeteksi panas guna
menetaskan telurnya. Tonjolan itu seperti “Helm hitam” yang tidak dimiliki
ungas lain, Burung maleo adalah unggas dengan ukuran tubuh sedang dan
panjangnya sekitar 55 cm. dengan warna bulu dominan hitam, maleo menghabiskan
hidupnya hanya di darat habitat aslinya di sekitar pantai dan memiliki suhu
panas bumi yang cukup, maleo tidak hidup dengan berkelompok tetapi hidup dengan
satu pasangannya, “burung yang setia” Burung ini hanya bisa ditemukan di
Indonesia. Yaitu di Sulawesi.
Perkembang Biakan
Burung
maleo mempunyai perjalanan hidup yang sangat unik. Burung maleo dewasa
berpasangan sehidup semati, dan utamanya hidup di dalam hutan asli di Sulawesi.
Namun, pada waktu si betina sudah siap untuk bertelur, pasangan maleo itu
berjalan kaki berkilo-kilo ke tempat bertelur dimana mereka menaruh telurnya
dengan aman, yang biasanya terletak di pesisir pantai, atau di dekat mata air
panas di dalam hutan dan memiliki panas bumi yang sesuai, dengan sensor panas
yang ada di kepalanya burung maleo dapat menditeksi panas bumi. Pasangan maleo
itu menggali lubang yang besar di dalam pasir atau tanah selama berjam-jam. Di
dalam lubang tersebut, burung maleo betina menaruh satu butir telurnya yang
sangat besar. Hanya satu! Badan burung maleo seukuran ayam, sedangkan telur
maleo besarnya enam kali lipat telur ayam! Sunguh burung yang menakjubkan.
Kalau sudah bertelur di dalam lubang, pasangan maleo itu menggubur telur
tersebut dengan pasir. Kemudian, mereka pulang lagi menuju hutan, sementara
telur dibiarkan untuk dipanasi oleh terik matahari atau panas bumi.
Kalau
tidak ada gangguan dari mahkluk lain, dalam waktu 60-80 hari telur itu menetas
di dalam pasir. Begitu menetas, anak maleo menggali selama 24-48 jam ke atas
untuk mengirup udara di alam bebas. Sesudah beristirahat selama beberapa saat,
anak maleo langsung berlari dan terbang ke arah hutan. Anak burung Maleo sudah
bisa langsung terbang. Berbeda dari anak burung lainnya, anak burung maleo
setelah menetas bulu sayapnya sudah seperti unggas dewasa. Ini karena kandungan
nutrisi di dalam telur maleo lima kali lipat dari telur unggas biasa.
Burungmaleo kecil hidup secara mandiri tanpa bantuan dari induknya hingga
dewasa sampai bertemu dengan burung maleo lain dan melangsungkan hidup barunya
bersama pasangan hidupnya.
Burung Maleo Asal Sulawesi |
Makanan
kesukaan
Burung
maleo makan, makanan aneka biji-bijian, buah, semut, kumbang serta berbagai
jenis hewan kecil atau serangga. Sementara itu pemangsa mereka adalah ular,
biawak, kucing, anjing, babi, tikus, dan begitu juga manusia, manusialah yang
bertanggungjawab dan berperan penting dalam kelangsungan hidup maleo agar tidak
punah.
Sahabat pagi berKicau, sebaiknya tidak memiliki atau merawatnya biarkan Burung Maleo hidup di alam terbuka, karena burung ini dilindunggi oleh undang-undang di negara Indonesia. dikarenakan dengan populasi burung maleo semakin berkurang di alam. sebagai warga negara kita wajib mendukung dan melestarikan burung maleo.
pesen satu pak
BalasHapushehehe .... burung ini tidak di jual. terimakasih kunjungannya
BalasHapus