Pagi Berkicau

Ramadahan kali ini menjadi sangat mengasyikan, aku dapat berburu burung Toed di alam terbuka, mengamati dan mendengarkan alunan kicauananya , konon burung sawah ini dapat meniru kicauan burung jenis lain, dan menjadi burung liar yang sangat cerdas. Dan ternyata di alam terbuka terkenal dengan burung predator, suka memangsa burung lain. Toed  Long-tailed Shrike (lanius schach) (foto tio) Dengan bermodal Kamera Lumix, lumayan dapat mendokumentasikan burung itu, walau tidak sesempurna kamera Profesional membidik objek dengan gambar yang lebih jelas, Aku berangkat dari rumah pagi, sambil santai sekalian ngabuburit, tujuan yang akan aku tuju adalah Ciparay Pacet arah Cibereum, jalannya cukup bagus semua sudah dicor udaranya juga masih cukup segar perkebunan sayuran menjadi pemanandangan yang sangat mengasyikan, aroma kebun sayuran segar seringkali tercium di setiap tempat yang aku lewati. Perkebunan Sayuran  (foto tio) Sesekali terlihat motor trail modifikas membawa

Dari malam hingga sore hujan takunjung reda, sikicau mulai tidak sehat hawa dingin mulai meyelimuti seisi rumah, Krodong yang fungsinya buat penghangat kurung berfungsi dengan baik, pada akhirnya burung kesanyangan menjadi sakit, pakan yang disediakan cukup gizi tetapi apadaya kepala burung mulai berputar-putar terbang pun tidak teratur. Burung Titimplik Burung Titiplikku mulai tidak sehat sejak hujan seharin hingga malam, burung yang biasanya dijemur untuk mendapatkan panas matahari yang cukup, hari ini kurang malahan tidak samasekali, seperti hari-hari biasanya burung selalu kecukupan dari hangatnya sinar matahari pagi sehinga burung tetap sehat dan hangat. Saat itu saya sangat binggung akan kejadian yang menimpa pada burung titimplik, burung bisa mati karena kurangnya kehanngatan, karena burung Branjangan itu harus cukup suhu yang panas, dan dalam penjemuran di hari biasanya juga hampir sepanjang siang pada posisi sinarmathari terik, dijemur dari pagi hingga pukul

Tanpa kita sadari para pengemar burung tentunya akan kaget bahwa pecinta burung bukan hanya kaum pria tetapi kaum hawa juga menyukai burung, dia ialah Phoebe Snetsinger lahir di Lake Zurich Illinois, AS pada tanggal, 9 Juni 1931. Phoebe Snetsinger adalah seorang pengamat, peneropong, pencatat sudah pasti pencinta burung-burung yang dia temui di muka bumi ini. Phoebe Snetsinger Ternyata Phoebe Snetsinger seorang pencatat dan pengamat burung dan jumlah yang tercatat paling besar, angka yang fantastis 8.398 ekor spesies burung yang ada di muka Bumi ini, angka yang sangat luarbiasa. Dan temuan serta catatanya paling banyak di Dunia. Kesukaanya terhadap burung tumbuh sejak ia melihat dan mengamati gerak-gerik burung blackburnian warbler ( Setophaga fusca ) pada tahun 1965, pada saat dia berusia 34 tahun. Blackburnian warbler adalah burung pekicau kecil khas Amerika Utara. Burung ini masuk dalam ordo Passeriformes atau satu ordo dengan burung gereja yang banyak ditemukan di daera

Dunia Burung tidak ada hentinya menghiasai karya para seniman, hampir sebagian besar Fotografer memotret binatang yang satu ini, beribu-ribu jenis burung menjadi buruan mereka untuk hasil jepretannya, diseluruh dunia sangat menyukai dan mencintai makluk yang satu ini, ialah burung dengan keindahan bulu-bulunya yang beranaka warna dan menawan , hingga suaranya yang merdu menjadikan burung simbol-simbol sakral yang di kagumi manusia. The Big Year Tidak sampai disitu saja burung menjadikan inspirasi sebuah film, dimana sejarah telah mengubah kebiasaan manusia merusak dan membunuh makluk yang indah ini, menjadi sebuah totonan pecinta burung yang mengambarkan perburuan hingga menikmati burung dengan mendokumentasikan jenis-jenis burung di seluruh permukaan bumi ini, sebagai karya foto yang indah, dan menjadi hobi yang luar biasa dalam mencintai dan menggagumi keindahan burung yang eksotis . saya akan sering tentang satu film yang sangat menarik bagi saya yaitu, tentang