Burung Ciung semerdu Anis (Myophonus glaucinus)

http://www.pagiberkicau.com/
Burung Ciung Jawa
Wow ... betapa gembiranya hari itu, terlihat dari kejauhan ada krumunan yang membuat penasaran, motorku menepi tak kusangka aku bertemu kembali dengan si kang, "damang kang"? kita bersalaman si akang menjawab dengan senyumnya, "Alhamdulilalah" ... kami basa basi melanjutkan obrolan yang agak rindu suasananya. Pagiberkicau si akang membawa beberapa burung di beberapa sangkarnya, biasa burung tangkapan hutan, tidak biasanya si akang mangkal ditempat yang jauh dari perempatan, tetapi pengunjungnya lumayan banyak.

Aku mulai berkeliling menggamati satu demi satu disetiap sangkar, yang menjadi pengamatan saya lebih serius adalah burung jalak sutra, dan Anis trotol tampak diam dingin, dan satu lagi Burung Ciung, terlihat kurang bersahabat, masih liar ternyata tangkapan hutan, butuh penanganan serius! 

Tidak butuh waktu lama saya jatuh hati ama ne burung, berharap ke tiganya bisa saya bawa pulang tetapi kurung yang ada cuman satu di rumah. Burung Ciung memang terasa asiang bagi saya, tetapi burung Ciung ini menjadi rasa penasaranku ingin bawa pulang dengan mahar sangat murah, wow ... cuma Rp 70.000,- cukup murah untuk burung langka ini. 


Saat itu juga sambil membungkus tu burung, sekalian konsultasi untuk perawatan dan penanganan yang lebih baik agar burung ini dapat bertahan hidup. Setelah cukup mendapat informasi, saya bergegas pulang, dalam perjalanan pulang saya berpikir kata si akang tadi bahwa ada salah satu alasan bahwa burung ini butuh 7 bulan untuk bersuara, waktu yang lama, tapi tak mengapa kalopun ya, biar sampe bosen, saya merawatnya.




http://www.pagiberkicau.com/
Burung Ciung

Ciri-ciri
Burung Ciung yang bagus, bulu-bulu yang indah mengkilap biru dan unggu menjadi gradasi yang menawan. Sedangkan burung Jantan dewas adalah hitam kebiruan, tetapi warna bulunya dapat berubah apa bila terkena cahaya. Kaki hitam, mata coklat gelap, sedangkan panjang tubuhnya sekitar 27 cm.

Konon kicauanya seperti peluit melengking,"tzeet-tze-tze-tzeet" dan "kreee", "scree-chit-chit-chit", dialam Ciung berkicau di atas pohon atau diantara tebing. Burung ini hidup di hutan dan semak terbukar dekat dengan hutan dan pohon-pohon besar, sering kali dekat dengan perairan basah berbatu di hutan, mereka sering berada di tanah, mematuk daun kering, di air dangkal dan berlumpur. Sepesies ini terdapat di Asia, Jawa dan Sumatra.

Makanan Burung Ciung & Reproduksi:
Dialam mereka memakan serangga, siput, cacing tanah, jangkrik, juga memakan buah, biji, dan burung ini sangat gesit terbang dengan cepat.

Sahabat pagi berkicau seandanya mempunyai burung ini dari pedagang dan di dapat dari tangkapan hutan, pakan yang harus di perhatikan adalah menu kombinasi, agar burung tidak kelaparan dan mati. Cara awal pakan dengan ulat hongkong campur Voer, dan juga Voer Topsong aduk dengan pisang yang sudah matang simpan dalam wadah pakan, burung ciung suka pisang, cara ini agar burung terbiasa makan Voer, jangkrik juga mau, pakan ini mudah didapat.

Pada musim kawin sangat bervariasi, spesies ini biasanya menghasilkan dua kali bertelur per musim, tetapi seringnya hanya satu kali, dan terjadi di daerah ketinggian, dalam membuat sarang burung dewasa bersama-sama, sarangnya terbuat dari rumput halus, lumut, daun, ranting, serta didalamnya dilapisi lapisan lembut, dan berbentuk cangkir di letakan di antara tebing, di dalam gua, atau celah-celah dengan air yang mengalir, juga di rongga pohon atau di bawah jembatan, terkadang di cabang-cabang pohon.
 Sarang yang mereka gunakan ini biasanya digunakan kembali tahun demi tahun, tetapi tidak selalu dengan pasangan yang sama.

Burung betina menaruh 3-4 telur, berwarna pucat dengan tanda gelap. Mereka berdualah yang mengerami telur-telur itu, dan mereka juga yang memberikan makan serta membesarkan burung muda bersama-sama hingga burung muda dewasa.


http://www.pagiberkicau.com/
Burung ciung


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wisata Burung Bandung Selatan

MURAI IRIAN (Black Racket-tailed Treepies)

Burung Asli Indonesia (Macrocephalon maleo)