Si Blekok di Bandung (Ardeola speciosa)

Musim hujan jalanan menuju kompleks menjadi becek, wajar pengembang membuat jalan asal jadi dengan ketebalan aspal tipis, seandainya kena air hujan lari bersama pasir yang menempel. Rumahku terletak di tenggah sawah, kompleks yang di bangun dari subsidi pemerintah, bangunannya lumayan walau temboknya kayak tempe keripik, kurang semen. Setiap berangkat kerja harus pagi sekali, kalo tidak ingin terjebak macet, jalan yang dilalui menuju jalan raya rusak dan becek karena musim hujan yang cukup lama sehingga jalan rusak parah, aku menjadi terbiasa setiap hari melalui jalan itu.

Diperjalanan sawah dan ladang menjadi pemandanggan yang saya nikmati setiap pagi, udara segar masih aku bisa nikmati sebelum masuk kota Bandung, yang polusinya bikin sesek napas, gunung menghijau semakin indah panorama pagi itu, terlihat petani sibuk di sawah, karena masa panen telah usai, dan sehingga petani ramai-ramai membajak sawah untuk di tanami padi lagi.

Karena saat itu suasana pagi cukup cerah, hujan lebat semalam membuat paginya lebih cerah cuaca yang nyaman. Motorku berhenti, rasa penasaran karena terlihat banyak burung Blekok yang hilir mudik diantara traktor yang sedang membajak sawah, mereka berdatangan dari udara mendarat diantara krumunan burung-burung Blekok yang lain, rasa penasaranku menjadi semakin besar untuk mengamati burung-burung tersebut, jumlahnya sangat banyak, ini terjadi sudah biasa kala musim penghujan datang.

http://pagiberkico.blogspot.com/
Burung Blekok Sawah (foto tio)

Burung Blekok burung yang suka bermigrasi, pada pagi hari mereka datang berkelompok puku 06.00 hingga siang 13.00, walau dengan kelompok-kelompok kecil tetapi apa bila makanan di suatu tempat berlimpah mereka akan berdatangan, entah dari mana mereka datang tetapi cukup menyita perhatian ku saat itu. 

Burung ini memiliki bulu berwarna putih, tubuhnya kurus jadi kurang disukai oleh para pemburu, dagingnya sedikit tidak cukup kenyang untuk dimakan, jadi populasinya aman di alam terbuka, dan mereka di sore hari pulang bermil-mil jaraknya mereka terbang sehingga kalo kita amati seringkali kita melihat burung ini terbang saat petang dan langit sudah gelap pun tetap terbang, terpisah dari kawanannya dan mereka tahu kemana arah jalan pulang kesarangnya.


http://www.pagiberkicau.com
Burung Blekok


Sarang burung Blekok cukup tinggi, terkadang mereka bersarang di atas pohon bambu yang rimbun dan tidak terjangkau oleh manusia, saat sore mereka sering terlihat di sarangnya, gaduh suaranya dan kotorannya mengotori semua permukaan yang ada dibawanya, sedangkan pada pagi hingga siang hari mereka terbang mencari makan, Sarang burung blekok terbuat dari ranting kayu dan daun kering, burung betina bertelur 3-5 butir. Tingkat keberhasilan dalam menetaskan telurnya cukup berhasil, walau pada perjalannya anak burung kecil kemungkinan satu persatu mati, faktor angin besar dapat menjatuhkan anak burung dan predator menjadi ancaman, bagi kelangsungan hidup anak burung hingga dewasa cukup kecil. 

Setelah bersarang mereka akan pergi sedangkan sarangnya hingga kini tidak bisa di pastikan burung ini akan bersarang di daerah mana, seringkali mereka datang hanya musim tanam padi musim penghujan dan setelah itu migrasi lagi kedaerah lain.


http://pagiberkico.blogspot.com/
Burung Blekok

Saat di sawah Burung Blekok memakan ikan kecil, serangga, kepiting, cacing dan katak, dengan paruh yang runcing panjang dan kaki serta tubuh yang ramping burung ini mudah sekali mematuk buruannya. Bagi para petani burung ini sangat menguntungkan karena tidak merugikan, binatang yang sering kali merusak tanaman petani menjadi santapan burung ini. 

Mudah-mudahan dimasa yang akan datang burung ini akan selalu ada di alam kita, dan tidak menjadi sasaran perburuan yang berlebihan sehingga punah, burung ini tetap berkembang biak lebih banyak dan menjadi wisata hiburan yang murah dan pelajaran bagi keturunan kita dimasa yang akan datang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wisata Burung Bandung Selatan

MURAI IRIAN (Black Racket-tailed Treepies)

Burung Asli Indonesia (Macrocephalon maleo)